BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini Indonesia dihadapkan pada era globalisasi dan perdagangan bebas. Adanya globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan dalam usaha bukan hanya milik para pengusaha dalam negeri melainkan pengusaha yang berasal dari luar negeri. Kompetisi bisnis diantara perusahaan-perusahaan yang semakin ketat menuntut para pengusaha mempersiapkan perusahaannya secara menyeluruh agar mampu bersaing dengan pengusaha yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Banyak faktor yang menentukan berkembangnya sebuah perusahaan, salah satunya adalah penentuan lokasi. Penentuan lokasi perusahaan tidak dapat lagi dilakukan dengan sistem coba-coba, tetapi haruslah diputuskan dengan sangat berhati-hati dengan mendasarkan diri kepada fakta yang lengkap dan dengan mendasarkannya baik dari aspek ekonominya, maupun dari aspek tekniknya. Pada permulaan pendirian suatu perusahaan, persoalan mengenai lokasi perusahaan selalu muncul. Setiap orang akan selalu berusaha memilih lokasi perusahaan yang memberikan kemungkinan keuntungan sebesar-besarnya.
Penentuan lokasi perusahaan merupakan pokok bahasan yang menarik karena sangat erat kaitannya dengan kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu penulis mengangkat tema ini dengan judul “Penentuan Lokasi Perusahaan” dengan tujuan untuk memahami lebih dalam penentuan lokasi perusahaan dan lebih mempertimbangkan kembali sebelum memutuskannya pada suatu lokasi tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam karya tulis ini penulis akan membahas rumusan masalah tentang:
1. Bagaimanakah konsep dasar penentuan lokasi perusahaan?
2. Bagaimanakah cara penentuan lokasi perusahaan?
3. Bagaimanakah konsep dasar aglomerasi dan deglomerasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lokasi Perusahaan
Perusahaan adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena kebutuhan manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan harus melewati sebuah proses di suatu tempat, sehingga inti dari perusahaan ialah tempat melakukan proses sampai bisa langsung digunakan oleh manusia. Untuk menghasilkan barang siap konsumsi, perusahaan memerlukan bahan-bahan dan faktor pendukung lainnya, seperti bahan baku, bahan pembantu, peralatan dan tenaga kerja. Untuk memperoleh bahan baku dan bahan pembantu serta tenaga kerja dikeluarkan sejumlah biaya yang disebut biaya produksi.
Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang atau jasa inilah yang akan dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil penjualan barang atau jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dan sebalik jika hasil jumlah hasil penjualan barang atau jasa lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan maka perusaahaan tersebut akan mengalami kerugian.
Dengan demikian dalam menghasilkan barang perusahaan menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi tujuan yaitu keuntungan. Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa. Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Perusahaan merupakan alat dari badan usaha untuk mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan. Orang atau lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan disebut pengusaha, para pengusaha berusaha dibidang usaha yang beragam
2.1.1 Jenis-Jenis Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan dapat dibedakan atas empat jenis lokasi, yaitu:.
1. Lokasi terikat pada alam
Lokasi perusahaan terikat pada alam adalah lokasi perusahaan yang tidak dipengaruhi
manusia, tetapi tergantung atau terikat pada alam. Lokasi perusahaan pertambangan, misalnya pertambangan timah, atau perusahaan pertanian seperti sayur-mayur, harus berada ditempat beriklim sesuai dengan kebutuhan. Pertambangan emas harus berada di tempat dimana terdapat emas, perkebunan kelapa sawit berada di daerah beriklim sesuai kebutuhan kelapa sawit. Umumnya segala perusahaan yang bersifat pertanian dan pertambangan, lokasi perusahaanya selalu terikat kepada alam. Lokasi perusahaan seperti ini disebut lokasi terikat pada alam.
2. Lokasi berdasar sejarah
Lokasi perusahaan berdasar sejarah adalah perusahaan menjalankan aktivitasnya di suatu daerah yang dapat dijelaskan berdasar sejarah. Misalnya, pabrik batik yang lokasinya di Yogyakarta. Hal ini dapat dijelaskan berdasar sejarah. Pada mulanya industri batik yang ada di Yogyakarta, dimulai sebagai seni kerajinan yang dikerjakan oleh wanita di Kraton. Seni kerajinan itu kemudian dicontoh oleh masyarakat umum. Kemudian pembatikan ini diorganisir sedemikian rupa di Yogyakarta, karena di Yogyakarta didapati tenaga-tenaga pembatik yang berpengalaman.
3. Lokasi ditetapkan pemerintah
Lokasi ditetapkan pemerintah adalah lokasi tempat atau daerah yang ditetapkan pemerintah sebagai tempat khusus bagi perusahaan tertentu. Misalnya, lokasi perusahaan pemeliharaan babi dan lokasi pabrik senjata.
Penetapan lokasi tersebut oleh pemerintah terjadi karena pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya menjaga bahaya yang mungkin timbul dari suatu pabrik senjata, atau untuk menjaga kesehatan sehingga ditetapkan lokasi pemeliharaan babi.
4. Lokasi atas dasar faktor ekonomi
Kimball Sr. dan Kimball Jr., berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perusahaan khususnya industri (pabrik) adalah sebagai berikut:
a. Dekat dengan bahan baku.
b. Dekat dengan pasar.
c. Tenaga air.
d. Tenaga kerja.
e. Iklim yang mendukung.
f. Ketersediaan modal untuk investasi.
Faktor bahan dan pasar merupakan faktor yang mendasar karena tanpa bahan, perusahaan tidak mungkin bekerja; tanpa pasar tidak ada gunanya memproduksi barang. Ongkos pengangkutan mempengaruhi kedua faktor tersebut. Semakin kecil ongkos pengangkutan semakin tidak berpengaruh kedua faktor tersebut, sebaliknya semakin tinggi ongkos pengangkutan semakin berpengaruh kedua faktor tersebut.
Tenaga air juga memegang peranan dalam penentuan lokasi perusahaan. Tenaga kerja berpengaruh dalam pemilihan lokasi perusahaan, baik mengenai jumlah, tingginya upah, dan kualitas tenaga kerja. Perusahaan cenderung mendirikan perusahaan di mana tenaga kerja banyak yang mau menerima upah relatif rendah.
Iklim tidak hanya berpengaruh terhadap hasil produksi, tetapi juga terhadap barang modal yang dipakai. Barang modal lebih mudah mengalami kerusakan di tempat yang selalu lembab daripada ditempat yang kering. Dilihat dari sudut perkembangannya, perusahaan tentu akan memilih tempat di mana tersedia cukup modal dengan tingkat bunga yang rendah.
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Usaha
Dalam menentukan lokasi usaha, tentu harus mempertimbangkan beberapa faktor tertentu, seperti:
1. Peluang usaha
Faktor ini sangat penting untuk diperhatikan dan dianalisis apakah daerah tempat akan dijadikannya lokasi usaha tersebut memiliki peluang yang baik untuk perusahaan dimasa depan atau tidak.
2. Tenaga kerja
Faktor tenaga kerja juga dibutuhkan karena suatu usaha tentu membutuhkan tenaga kerja. Faktor tenaga kerja ini dilihat dari mudah atau tidaknya untuk mencari tenaga kerja didaerah tersebut, bagus atau tidaknya kualitas kinerja dari para tenaga yang ada disana, berapa bayaran yang biasanya diberikan untuk para tenaga kerja didaerah tersebut, dan sebagainya.
3. Transportasi
Kemudahan untuk akses transportasi dalam penentuan lokasi usaha juga penting karena konsumen tentu akan memikirkan bagaimana cara mereka untuk sampai ke tempat usaha kita nantinya, apakah mudah atau sulit. Karena jika akses transportasi saja sudah susah, ketertarikan konsumen pun dapat berkurang.
4. Akses Parkir
Akses parkir untuk para konsumen juga sangat diperlukan karena apabila ada konsumen yang membawa kendaraan pribadi dan ternyata tidak ada akses untuk parkir kendaraan tersebut, tentu konsumen akan merasa kecewa dan konsumen bisa kurang puas terhadap pelayanan perusahaan tersebut.
5. Kepadatan penduduk
Tingkat kepadatan penduduk didaerah tersebut sangat diperlukan, karena semakin banyak penduduk yang ada didaerah tersebut, kemungkinan besar bisa menambah jumlah konsumen nantinya.
6. Kekuatan daya beli masyarakat
Kemampuan masyarakat dalam membeli suatu barang juga perlu diperhatikan, karena apabila kemampuan masyarakat tidak sesuai dengan target harga jual perusahaan, bisa jadi barang tersebut tidak akan terjual karena kurangnya kemampuan masyarakat untuk membeli barang tersebut.
7. Ketersediaan bahan baku
Ketersediaan bahan baku disekitar lingkungan tersebut juga penting karena tanpa adanya bahan baku, perusahaan tentu akan sulit memproduksi barang sehingga aktivitas produksi perusahaan bisa terhenti.
2.2 Cara Penentuan Letak Perusahaan
Terdapat 2 macam cara untuk menentukan lokasi perusahaan, yaitu :
1. Cara kualitatif
Dengan cara ini, diadakan penilaian secara kualitatif terhadap berbagai faktor yang memegang peranan penting pada setiap pilihan lokasi. Ukuran penilaian dinyatakan dalam: baik sekali (bs); baik (b); sedang (s); kurang (k); dan kurang sekali (ks).
Misalnya, pabrik kertas akan didirikan di Sumatera Utara, dan lokasi perusahaan, kemungkinan ada di empat kota, yaitu Parapat, Sidikalang, Pematang Siantar, dan Balige.
Faktor yang dinilai, yaitu bahan baku; tenaga kerja; tenaga pembangkit listrik;
transprtasi; dan pasar.
Tabel 1.1 cara kualitatif
Faktor-faktor
|
Lokasi
|
Parapat
|
Sidikalang
|
Pematang Siantar
|
Balige
|
Bahan baku
|
Bs
|
ks
|
b
|
bs
|
Tenaga kerja
|
B
|
s
|
bs
|
b
|
Listrik
|
Bs
|
b
|
k
|
s
|
Transportasi
|
Bs
|
b
|
b
|
b
|
Pasar
|
B
|
b
|
b
|
k
|
Dari hasil analisis pada berbagai lokasi, maka disimpulkan bahwa, lokasi yang paling ideal adalah Parapat.
2. Cara Kuantitatif
Dengan cara ini, hasil analisis kualitatif dikuantifikasikan dengan memberikan skor (nilai) pada masing-masing perekonomian. Dari tabel 1.1 maka ditetapkan nilai untuk masing-masing kriteria: bs = 5; b = 4; s = 3; k = 2; ks = 1.
Tabel 1.2 cara kuantitatif
Faktor-faktor
|
Lokasi
|
Parapat
|
Sidikalang
|
Pematang Siantar
|
Balige
|
Nilai
|
Bahan baku
|
5
|
1
|
4
|
5
|
Tenaga kerja
|
4
|
3
|
5
|
4
|
Listrik
|
5
|
4
|
2
|
3
|
Transportasi
|
5
|
4
|
4
|
4
|
Pasar
|
4
|
4
|
4
|
2
|
|
23
|
16
|
19
|
18
|
Dari tabel 1.2 diatas, Parapat memperoleh nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiga kota lainnya. Jadi, Parapat ditetapkan sebagai lokasi pabrik di Sumatera Utara.
2.3 Aglomerasi dan Deglomerasi
Mempelajari lokasi perusahaan akan terlihat adanya kecenderungan bahwa perusahaan-perusahaan ingin berada di suatu daerah tertentu secara mengelompok. Seperi perusahaan-perusahaan tekstil di Majalaya, perusahaan rokok kretek mengelompok di Kudus, perusahaan batik di Yogyakarta, Solo dan Pekalongan.
Gejala pengelompokan perusahaan di suatu lokasi disebut aglomerasi.
Faktor-faktor yang mendorong gejala aglomerasi:
a. Tersedianya tenaga-tenaga terampil yang dibutuhkan perusahaan;
b. Perkembangan perusahaan dari perusahaan kecil menjadi perusahaan besar;
c. Saling membutuhkan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam hal bahan atau pelayanan.
d. Timbulnya perusahaan baru yang mengelola bahan buangan dari perusahaan yang telah ada.
Kecenderungan aglomerasi, yaitu saling berdekatan antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain, pada hakekatnya karena alasan menekan ongkos produksi. Sebaliknya, apabila terdapat kecenderungan perusahaan untuk memisahkan diri dari kelompok lokasi perusahaan-perusahaan maka gejala ini dinamakan deglomerasi. Jadi, kebalikan dari gejala aglomerasi adalah gejala deglomerasi.
Faktor-faktor yang mendorong gejala deglomerasi, yaitu:
a. Harga tanah yang semakin mahal, menyebabkan perusahaan yang ingin mengadakan ekspansi terpaksa harus pindah ke tempat lain.
b. Timbulnya real estate atau daerah pemukiman, mendorong perusahaan harus pindah ke daerah pinggiran kota.
c. Transportasi dan sarana jalan yang makin baik serta faktor tenaga kerja yang lebih murah di luar kota menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
Baik aglomerasi maupun deglomerasi, faktor utama pertimbangannya adalah memaksimalkan keuntungan. Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan pemerintah menetapkan daerah khusus bagi perusahaan industri. Di Medan, misalnya dikenal KIM (Kawasan Indusri Medan), ini adalah aglomerasi. Demikian juga ada di Jakarta dan Surabaya dan kawasan yang merupakan tempat khusus sebagai lokasi industri.
BAB III
STUDI KASUS
Sebuah perusahaan yang berada di Kota Padang akhirnya dilarang beroperasi. Walikota Padang memasang segel tanda dilarang beroperasinya perusahaan tersebut.
Perusahaan tersebut bergerak di bidang batching plant, PT Mitra Beton Indonesia dan PT Satika.
Menurut Walikota Padang, H. Mahyeldi Dt Marajo, perusahaan itu telah merugikan masyarakat sekitar. Air yang mengalir dan menjadi kebutuhan warga telah ikut tercemar. Bahkan secara tinjauan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) tidak memenuhi dan harus ditutup.
“Hari ini kita menutup dan melarang dua perusahaan untuk beroperasi. Jika perusahaan tersebut masih beroperasi, tentu sudah melanggar hukum,” ujar Walikota usai melakukan sidak ke dua perusahaan tersebut.
Pagi kemarin, Walikota Padang melakukan inspeksi mendadak ke arah Lubuk Kilangan. Di sini, Walikota mendapati PT Mitra Beton Indonesia yang juga tidak memiliki izin. Perusahaan yang berada persis di depan SPBU Indarung itu juga dilarang untuk beroperasi. Setelah menemui pemilik perusahaan tersebut, Walikota memasang tanda larangan usaha bagi perusahaan itu.
Tidak sampai di situ, Walikota menuju PT Satika yang berada di dekat Lubuak Paraku, Kecamatan Lubuk Kilangan. Di sini, Walikota melihat langsung kondisi air yang mengalir dari perusahaan tersebut. Walikota menemukan air yang telah bercampur dengan semen dan batu.
“Limapuluh meter sepanjang sungai tidak boleh ada aktivitas. Kebutuhan air bagi warga sangat diperlukan, saat ini air sudah tercemar semen dan ketika diminum tentu akan berpengaruh kepada kesehatan, ini sangat membahayakan. Perusahaan ini kami tutup karena membahayakan masyarakat Kota Padang dan perusahaan ini harus segera pindah” kata Walikota.
Dalam inspeksi mendadak itu, Walikota didampingi Kepala Bapedalda Edi Hasymi, Kepala BPMPTSP Didi Aryadi, Kepala Satpol PP Firdaus Ilyas, Kabag Humas dan Protokol Mursalim serta lainnya. (h/ows)
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Tempat dan letak perusahaan merupakan salah satu factor pendukung penting yang dapat menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Ketepatan pemilihan letak dan tempat perusahaan akan memberikan bantuan yang sangat berharga, baik kaitannya dengan kemudahan kemudahan yang diberikan maupun dalam kaitannya dengan efisiensi biaya produksi. dengan demikian, letak dan kedudukan perusahaan harus diputuskan dengan hati hati atas dasar fakta yang lengkap.